Halaman

Kamis, 09 Januari 2014

Belajar dari "Wreck-it Ralph"



Hallo everybody.. :) 
            B-E-L-A-J-A-R. 7 huruf ini mungkin membuat sebagian temen-temen mendadak pusing demam, mual, ngantuk atau mungkin lapar?? (saya yang terakhir!). Yup, karna belajar yang kita pahami kurang lebih semacam keadaan membaca buku, sepi, membosankan dan etece etece pokokna mah ngga ada asiknya x_x
            Padahal nih, belajar ngga harus kaya gitu, kita bisa aja belajar sambil bermain, ndengerin musik, juga dengan nonton film. Jangan salah loh, di dalam film banyak pesan-pesan yang bisa kita ambil dan kita jadikan pelajaran. Katanya guru terbaik itu pengalaman?? Buku, film, musik itu kan juga bagian dari pengalaman sang penciptanya. Ngga mungkin kan dia bikin karya yang sama sekali dia ngga memahaminya.
Hm, sesuai judul diatas, kali ini kita bakal sedikit banyak belajar dari film “Wreck It Ralph”. Ada yang udah nonton? Good good.. film produksi Disney ini menceritakan tentang karakter seorang penjahat dalam sebuah game yang bernama Ralph. Jadi disitu tugas Ralph sehari-hari adalah menghancurkan gedung dan yaa namanya juga penjahat, diakhir game ia menerima nasibnya dilempar dari atap gedung. Ngga pernah terbayangkan sebelumnya bukan, kalo karakter-karakter dalam game juga punya kehidupan. Ngga kalah hebat, mereka juga punya sebuah stasiun game yang menghubungkan dunia game satu dengan lainya.
Hingga suatu hari Ralph merasa jenuh dengan takdirnya. Ia bersikeras bahwa tidak hanya Felix jr selaku pahlawan dalam game ini yang bisa mendapatkan medali atas prestasinya. Sampai ia memutuskan untuk meninggalkan gamenya untuk mendapat medali sebagai bukti bahwa ia juga bisa.
Namun kepergiannya itu mengantarkan pada berbagai masalah mulai dari lepasnya cyber-bug yang akan menghancurkan Sugar Rush, bertemu dengan Vanellope dan King Candy, hingga nyaris dicabutnya game Fix-it Felix dari Arcade atas menghilangnya Ralph. Setelah berpetualang beberapa saat akhirnya Ralph menyadari bahwa tiap orang, sesuatu, apapun itu mempunyai posisi terbaik dalam hidupnya. Meskipun ia menjadi tokoh yang kurang baik dalam gamenya sekalipun, tapi ia menyadari, tanpa ia game itu bukan apa-apa.
Begitu juga kita. Sadar atau tidak sadar, kita adalah bagian terbaik dalam hidup kita. Tak perlu berkecil hati, kita semua punya peranan yang sama-sama penting dan berarti. Tanpa kita mungkin dunia bukan apa-apa, hanya bulatan tak berpenghuni yang menunggu mati. Ah udah ah melankolisnya, =))
That’s all, semoga celoteh tadi bisa menjadi inspirasi teman-teman, and byee..
Jangan lupa belajar!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar