Tepat hari ini si Moshi kulit coklat dan dua
kawannya telah menjalani dua hari tanpa
salah seekor hamster berbulu hitam putih yang kami kenal cukup aktif namun
berbadan agak mungil. Yap, salah satu hamster kami meninggal dalam keadaan
cukup mengenaskan dengan luka di sekitar perut. Entah alasan apa hingga hamster
ini harus menjadi korbannya, mungkin karna berebut wilayah, atau berebut
pasangan.. We don’t know.
Kesedihan masih terasa begitu pekat dirasakan oleh
Moshi kulit coklat, bagaimana tidak? Hari-hari yang biasa mereka habiskan
berdua (sebenernya berempat sih) kini harus ia lewati sendiri. Padahal bulan
ini telah masuk masa kawin mereka, yang berarti kini sudah tidak ada lagi yang
dengan hangat menggosok-gosok bulunya, berbagi makanan dengannya, termasuk
bermesraan untuk meneruskan keturunan mereka L
sebenarnya pengen banget ngusahain pasangan baru buat Moshi satu ini, namun
yang kami takutkan, umurnya tidak sesuai dan mengganggu masa produktivitasnya. Organ
testikal yang beberapa waktu lalu telah tumbuh membesar dan siap membuahi telur
betinanya-pun, mendadak berkuran normal seperti diluar masa kawin. Mungkin ia
stress hingga mempengaruhi siklus reproduksinya.
Dari sini, bisa kami ambil pelajaran bahwa tak hanya
manusia, ternyata hewan pun bisa merasakan sakitnya kehilangan. Saya rasa tidak
ada satupun mahluk di dunia ini yang ingin “kehilangan”. Namun tak ada memiliki
jika tak ada kehilangan. Semua sudah mempunyai konsekuensi masing-masing. Kami sebagai
manusia hanya bisa berusaha dan berharap, semoga “semua”nya dimudahkan
jalannya, dan tentu dengan ridho_Nya. Amin..
Cepat baikan ya, chi..